Situs Taruhan
belum bisa membuktikan sebagai tim favorit juara di Piala Dunia 2014. Hal itu bisa tergambar ketika Tim Tango menyelesaikan tiga pertandingan di fase grup, meski mereka berhasil menjadi juara grup F.
Jika ditilik dari lawan yang dihadapi skuad asuhan Alejandro Sabella, di atas kertas mereka seharusnya bisa menang dengan mudah. Namun pada kenyataannya di lapangan, dua kali juara Piala Dunia ini tidak menunjukkan sebagai tim calon juara.
Deretan pemain bintang seperti Lionel Messi, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, dan Angel di Maria yang juga dianggap sebagai fantastic four tak menunjukkan kerja sama indah di lapangan. Justru, tim ini lebih bergantung pada diri seorang Messi.
Pada tiga pertandingan yang dilakoni Argentina di fase grup, bisa terlihat tim ini sangat bergantung kepada si Kutu-julukan Messi. Laga melawan Bosnia, Messi menjadi penentu kemenangan Albiceleste 2-1.
Messi juga menjadi pemecah kebuntuan, plus berbuah kemenangan setelah selama hampir 90 menit Argentina kesulitan menembus pertahanan Iran. Sebuah gol indahnya di penghujung laga, cukup memastikan Argentina menang 1-0 atas wakil Asia itu, sekaligus melaju ke babak 16 besar.
Tak hanya sampai di situ, La Pulga juga membuat dua gol ke gawang Nigeria, kala timnya bermain di partai pamungkas grup. Golnya di menit 3 dan 45 membuat Elang Super-julukan Nigeria- takluk 3-2 atas Tim Tango.
Kini lawan yang dihadapi Argentina adalah Swiss. Jika dilihat lagi dari kekuatan kedua tim, jelas Messi cs diunggulkan. Tapi, apakah Sabella bakal tetap mengandalkan Mesi untuk kembali menjebol gawang lawannya nanti.
Swiss yang dikenal sebagai satu tim dengan pertahanan terburuk tak mau menjadi bulan-bulanan dari kecerdikan Messi dalam mengobrak-abrik gawang lawan. La Nati -julukan Swiss- pasti akan memasang strategi khusus untuk menghentikan bintang Barcelona itu.
Guna mengantisipasi hal ini, Sabella memang belum bisa membuktikannya. Higuain dan Di Maria yang ditugaskan sebagai media alternatif pendobrak gawang lawan andai Messi mati langkah. Belum cukup kuat berperan. Terlebih, Sergio Aguero mengalami cedera hamstring yang diperkirakan bakal absen saat melawan Swiss.
Di laga ini, Sabella mungkin akan menurunkan Ezequiel Iván Lavezzi. Selama di babak penyisihan, pemain Paris Saint-Germain ini baru bisa bertindak sebagai cadangan. Kendati demikian, Messi pernah bilang kalau karakter permainan Lavezzi tak jauh beda dengan Aguero.
Peluang diturunkannya Lavezzi membuat Sabella kemungkinan tetap mengandalkan formasi 4-3-3. Selain lini depan yang mengalami perubahan dengan adanya Lavezzi, lini tengah tak mengalami perubahan banyak.
Dua gelandang penyeimbang yang dimiliki Sabella, seperti Fernando Gago dan Di Maria, bakal dibantu gelandang klasik Javier Mascherano untuk membuat lapangan tengah dikuasai Tim Tango.
Swiss tentu bakal tahu bagaimana performa Argentina pada tiga pertandingan penyisihan grup. Namun, satu faktor yang harus diwaspadai saat melawan Tim Tango. Pasukan Otmar Hitzfeld ini harus mewaspadai serangan fajar dan kebobolan di menit awal. Jika tidak, maka mental para pemain akan cepat turun, dan butuh waktu untuk membuktikannya.
Hal itu bisa diantisipasi jika Xherdan Xaqhiri cs mampu meredam kreasi dan penguasan permainan dari trio Argentina. Memasang lima gelandang seperti sebelumnya, menjadi penjinak strategi.
Lima gelandang yang dimiliki Swiss juga punya taji di Eropa, yakni Admir Mehmedi, Granit Xhaka, Gokhan Inler, Valon Behrami, dan Xaqhiri, diharapkan bisa melakukan tugasnya dengan baik. Dengan begitu, Swiss yang diprediksi bermain menunggu, bakal mengandalkan serangan balik dan memanfaatkan peran Josip Dimic di lini depan.
